Blog www.monzaemon.com sedang dialihkan ke monzaemon69.blogspot.com untuk sementara :')

lagi ngebahas ini

Kronologi Peristiwa Bom di BRI RS Sardjito Kemarin

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ  
Gegana-Polda-Ledakan-tas-diduga-Bom-ok.jpg
mzm69 - Modus baru aksi perampokan terjadi di Yogyakarta. Perampok yang beraksi di BRI kantor kas Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sardjito, Sleman, Senin (16/7) ini sangat nekat.

Setelah merampas uang ratusan juta milik pejabat bank, pelaku juga meninggalkan bom di meja teller.

Dalam kejadian ini, uang milik Siti Sukamti (55), supervisor kantor kas BRI yang berlokasi di areal rumah sakit itu, senilai Rp 155 juta dibawa kabur pelaku.


Perampok seorang diri itu beraksi sekitar pukul 07.50 WIB ketika para karyawan sedang bersiap-siap bekerja.

Informasi yang dihimpun Tribun Jogja menyebutkan, ketika itu para karyawan sedang melakukan persiapan, termasuk berhias diri sebelum melakukan pelayanan kepada nasabah.

Suasana masih sepi. Tiba-tiba datang seorang pria yang langsung menghardik supervisor kantor kas BRI, Siti Sukamti.

Secepat kilat pria itu merebut tas brankas yang berisi uang. Siti sempat memertahankan tasnya sehingga terjadi saling tarik dengan pelaku. Sayang, tenaganya kalah, dan tas berpindah tangan.

Saat hendak berbalik badan guna kabur, pelaku mengancam akan meledakkan kantor BRI yang ada di dekat rumah sakit itu dengan bom. Bom dalam bungkusan itu dikatakannya akan meledak dalam waktu delapan menit ke depan.

"Bu Siti kemudian didorong masuk ke dalam ruang dalam dan pelaku menutup pintu dari luar. Setelah itu pelaku meninggalkan bungkusan bom di meja teller, lalu kabur dari pintu depan," terang petugas satpam kantor kas BRI, Pujiyana.

Kepanikan menyeruak. Bahkan Siti bersama dua stafnya yang terdiri dari satu orang teller dan satu orang customer services masih berada di dalam ruangan. Satpam yang juga panik segera mengeluarkan bungkusan bom itu dari pintu sebelah timur dengan cara memecahkan kaca.

Saat bersamaan Kabag Humas RSUP dr Sardjito, Wahyu Tri Yulianto segera menelepon polisi. Satuan Gegana Brimob Polda DIY yang tiba pukul 08.30 seketika melakukan evkuasi bahan peledak tersebut.

"Sekitar pukul 10.45, bungkusan tersebut diledakkan di teras BRI oleh Tim Gegana," terang Wahyu.

Yang menarik saat dilakukan peledakan bungkusan tersebut eternit kantor bank sempat jebol. Sejumlah keluarga pasien di rumah sakit juga sempat panik karena bunyi ledakan terdengar keras. Beruntung tak ada kejadian fatal terkait pasien yang hanya beberapa puluh meter dari lokasi.

Komandan Satuan Tim Gegana Brimob Polda DIY, Kombes Pol Gatot Sudibyo menjelaskan, setelah dilakukan pendeteksian menggunakan sinar x-ray, diketahui dalam bungkusan tersebut terdapat rangkaian kabel, MCB dan timer.

"Kami belum bisa pastikan sebelum melakukan dilakukan penelitian lebih lanjut di kantor," tandasnya.

Gatot menguraikan, dalam rangkaian tersebut juga terdapat ballpoint terhubung dengan kabel kecil yang difungsikan sebagai pemicu manual. Selain itu terdapat pula power source yang berasal dari baterai.

"Untuk kekuatannya belum bisa diukur, tapi saya kira low explosive. Pastinya, orang biasa tidak bisa merangkai seperti ini, dilihat dari MCB-nya yang cukup bagus," papar Gatot.

Apkah aksi ini terkait dengan kelompok tertentu, polisi belum bisa memastikan. "Saya belum tahu apakah pelaku terhubung pada jaringan tertentu," imbuhnya.

Kapolres Sleman AKBP Hery Sutrisman menerangkan, pihaknya masih meneliti dari rekaman CCTv yang ada di lokasi kejadian. Yang jelas, ia melihat rekaman bahwa Siti Sukamti sempat tarik menarik tas yang berisi uang itu.

"Kami sudah terjunkan dua tim. Satu untuk melakukan pengamanan dan satu untuk pendalaman. Laporan terkait hal itu akan segera didapatkan," ucap Hery.

Hingga malam tadi penyidik Polres Sleman telah memeriksa tiga orang. Hanya mengenai statusnya masih saksi.

Siti Sukamti, Supervisor BRI kantor kas RSUP dr Sardjito, Senin (16/7) pukul 18.00 mendatangi kembali tempat kejadian, kantor tempatnya bekerja yang sempat diancam akan diledakkan. Bersama seorang staf dan satu satpam, Siti tampak lelah ketika menunggu pintu kantor dibuka.

"Saya tidak bisa berkata apa-apa, masih sangat trauma, maaf ya," tutur wanita yang kala itu masih mengenakan setelan hitam-hitam lengkap dengan jilbab di kepala.

Diperoleh informasi, petang itu Siti datang kembali untuk merampungkan pembukuan di kantornya, yang dimungkinkan terganggu saat terjadi aksi pada pagi harinya. (Tribun Jogja)

Editor : imans_7811

No comments:

Post a Comment