Blog www.monzaemon.com sedang dialihkan ke monzaemon69.blogspot.com untuk sementara :')

lagi ngebahas ini

Pemkab Sukoharjo Larang Pembasmian Tomcat

©MonZaeMon™ 69 - Sukoharjo Semut kayap atau yang populer disebut sebagai tomcat sedang mewabah di berbagai daerah. Setahun terakhir, di Sukoharjo, Jateng, telah terjadi tiga kali serangan tomcat. Namun pemerintah daerah setempat melarang keras pembasmian hewan beracun tersebut. Alasannya, hewan itu adalah predator alami hama wereng.

Di beberapa lokasi di Sukoharjo, tomcat tidak hanya menyerbu di kawasan pertanian, tetapi juga mewabah di pemukiman warga. Warga yang tinggal di Rusunawa Sukoharjo mengatakan, dalam rentang waktu setahun terakhir setidaknya kawasan hunian mereka telah tiga kali diserbu tomcat.

“Setiap kali panen padi, pasti semut kayap menyerbu kesini. Sepekan terakhir semut terbang itu datang lagi. Empat bulan yang lalu serangan itu juga datang, malah lebih parah dari sekarang. Yang tersengat langsung gatal-gatal lalu melepuh seperti terkena herpes," ujar Agung, salah satu warga yang tinggal di lantai tiga Rusunawa Sukoharjo.

Racun tomcat memang tidak mematikan, namun bisa mengakibatkan dermatitis bagi yang terkena, yaitu ditandai dengan kulit melepuh serta mengeluarkan cairan dan gatal, bahkan dalam beberapa laporan juga bisa sampai bernanah. Karena itulah warga seringkali merasa terganggu atas kehadiran semut terbang itu ke pemukimannya.

Langkah-langkah yang dilakukan warga selama ini, lanjut Agung, adalah dengan tidak menyalakan terlalu banyak lampu di malam hari. Semut kayap, kata Agung, biasanya datang di malam hari dengan mendatangi lampu-lampu yang terang. Kalau lampu dimatikan atau diredupkan, hewan-hewan itu akan segera pergi.

Sementara itu meskipun serangan tomcat sudah mengganggu warga, Dinas Pertanian Sukoharjo menegaskan pihaknya tetap melarang pembasmian tomcat. Alasannya tomcat adalaj predator alami hama wereng yang merupakan musuh para petani. Jika tomcat dibasmi hingga habis, dikawatirkan hama wereng akan kembali merajalela sehingga bisa berimbas pada gagal panen padi milik petani.

“Kalau tomcat dibasmi dipastikan hama wereng akan merebak karena predator alaminya tidak ada. Karena itu tomcat jangan diberantas, cukup dihindari atau dihalau saja. Penanganannya kami sedang berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo,” ujar Kepala Dinas Pertanian Sukoharjo, Giyarti, saat dihubungi Jumat (22/3/2012).

(mbr/mad)

No comments:

Post a Comment