©MonZaeMon™ 69 - Jakarta
DPR mengapresiasi rencana pemerintah menyatukan tiga
zona waktu di Indonesia. Ide ini dipandang cukup menjanjikan secara
ekonomi.
"Saya dengar pemerintah ada rencana seperti itu. Kalau Papua sampai Jakarta sama ya minimal komunikasi tidak usah menunggu besok. Saat ini jam 5 di Jakarta di sana jam 7 malam, jadi tidak produktif. Dari segi ekonomi penyatuan zona waktu ini sangat menguntungkan," kata Wakil Ketua DPR, Pramono Anung, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (12/3/2012).
Menurut Pramono, sejumlah negara lebih cepat maju karena zona waktunya disamakan. Mengingat bisnis menjadi mudah diatur dan tidak berbelit-belit soal perbedaan zona waktu.
"Kita punya pengalaman di negara maju seperti Amerika dengan jarak jauh ada east dan west. Karena kita punya pengalaman di mana Malasyia dan Singapura menyamakan waktu dengan Hongkong karena pada saat itu Hongkong jadi pusat perekonomian. Dan ternyata pertumbuhan perekonomian Singapura dan Hongkong sama," kata dia.
Namun tentu ide tersebut perlu dikaji lebih mendalam. Mengingat ada efek negatif jika keputusan mengenai ini tidak maksimal.
"Tapi pusat pemerintahan dengan Papua sangat jauh. Kalau itu disamakan yang dirugikan orang-orang di Indonesia timur. Tapi secara pemerintahan, ekonomi, manajemen saya mendukung itu," tandasnya.
(rmd/rmd)
"Saya dengar pemerintah ada rencana seperti itu. Kalau Papua sampai Jakarta sama ya minimal komunikasi tidak usah menunggu besok. Saat ini jam 5 di Jakarta di sana jam 7 malam, jadi tidak produktif. Dari segi ekonomi penyatuan zona waktu ini sangat menguntungkan," kata Wakil Ketua DPR, Pramono Anung, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (12/3/2012).
Menurut Pramono, sejumlah negara lebih cepat maju karena zona waktunya disamakan. Mengingat bisnis menjadi mudah diatur dan tidak berbelit-belit soal perbedaan zona waktu.
"Kita punya pengalaman di negara maju seperti Amerika dengan jarak jauh ada east dan west. Karena kita punya pengalaman di mana Malasyia dan Singapura menyamakan waktu dengan Hongkong karena pada saat itu Hongkong jadi pusat perekonomian. Dan ternyata pertumbuhan perekonomian Singapura dan Hongkong sama," kata dia.
Namun tentu ide tersebut perlu dikaji lebih mendalam. Mengingat ada efek negatif jika keputusan mengenai ini tidak maksimal.
"Tapi pusat pemerintahan dengan Papua sangat jauh. Kalau itu disamakan yang dirugikan orang-orang di Indonesia timur. Tapi secara pemerintahan, ekonomi, manajemen saya mendukung itu," tandasnya.
(rmd/rmd)
No comments:
Post a Comment