Blog www.monzaemon.com sedang dialihkan ke monzaemon69.blogspot.com untuk sementara :')

lagi ngebahas ini

Terlanjur Naik, Pedagang Enggan Turunkan Harga Kebutuhan Pokok

©MonZaeMon™ 69 - suaramerdeka.com - Kendati harga bahan bakar minyak (BBM) batal naik, sejumlah pedagang masih mempertahankan harga jual komoditas yang terlanjur dinaikkan. Sejumlah pedagang masih berupaya melihat perkembangan pasar lebih lanjut sebelum menyesuiakan harga.
Salah satu pedagang kebutuhan pokok di Pasar Legi, Hendro menyampaikan, keputusan pembatalan kenaikan harga BBM sebenarnya membuatnya lega. Sayang, kini pihaknya bingung lantaran harga bahan pokok di tingkat distributor masih tinggi. Alhasil, dia juga belum berani menurunkan harga jual di pasaran. "Sekarang ini pasar jadi sepi. Pelanggan saya kebanyakan masih pikir-pikir untuk membeli barang dalam jumlah banyak. Mereka menunggu harga bahan pokok untuk turun. Sementara kami sudah terlanjur memasok barang juga dalam jumlah besar. Kalau harga kami turunkan, kami sendiri yang rugi," kata dia, Minggu (1/4).

Dia menguraikan, ada sejumlah komoditas yang mengalami perubahan harga yang mencolok sebelum adanya keputusan harga BBM akan naik atau tidak. Komoditas tersebut antara lain, gula pasir, bawang putih, dan minyak goreng.
Kebingungan serupa juga dirasakan pedagang lain, Harianto. Pedagang cabai ini merasa kondisi makin menyulitkan lantaran pemerintah tidak memberi jaminan harga BBM tidak akan naik. "Jangan-jangan kalau kita sekarang ini menurunkan harga, satu atau dua bulan lagi harga BBM naik. Ini akan memperparah kondisi pasar yang kacau," tambahnya.
Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Lukman Hakim menilai naik atau turunnya harga BBM adalah suatu hal yang wajar. Sayang, yang terjadi belakangan ini dilihatnya sebagai permainan politik ketimbang mekanisme pasar. Dia menekankan, pasar hendaknya jangan terlalu panik menghadapi situasi seperti sekarang ini.
"Harga minyak mentah memang punya kecenderungan naik. Beberapa pakar sebenarnya telah menganjurkan pemerintah untuk menaikkan harga BBM Rp 250 per liter per tahun. Mungkin kalau seperti itu tidak akan muncul gejolak seperti sekarang," tuturnya. Dia berharap rakyat bisa terus diedukasi bahwa Indonesia sekarang ini bukan negara pengekspor minyak mentah, melainkan pengimpor minyak mentah. Dengan demikian, harga minyak mau tidak mau harus mengikuti harga minyak dunia.
( Astuti Paramita / CN32 / JBSM )

No comments:

Post a Comment